Minggu, 15 Januari 2012

KOPERASI INDONESIA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

Globalisasi dari kacamata ekonomi merupakan suatu perubahan dunia yang bersifat mendasar atau struktural dan akan berlangsung terus dalam laju yang semakin pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Era globalisasi membuka peluang sekaligus tantangan bagi pengusaha Indonesia termasuk usaha kecil, karena pada era ini daya saing produk sangat tinggi, live cycle product relatif pendek mengikuti trend pasar, dan kemampuan inovasi produk relatif cepat. Hal ini sangatlah penting karena produk yang dihasilkan dari Indonesia haruslah berkompetisi secara terbukti tidak hanya di pasar dalam negeri, melainkan juga di luar negeri/pasar internasional. 
Keberadaan beberapa koperasi telah dirasakan peran dan manfaatnya bagi masyarakat, walaupun derajat dan intensitasnya berbeda. Koperasi memang sudah diperkenalkan di Indonesia untuk diarahkan untuk kepada kepentingan ekonomi rakyat golongan ekonomi lemah. Golongan ini berasal dari kelompok masyarakat kelas menengah kebawah.
Eksistensi koperasi memang merupakan suatu fenomena tersendiri, sebab tidak satu lembaga sejenis lainnya yang mampu menyamainya, tetapi sekaligus diharapkan menjadi penyeimbang terhadap pilar ekonomi lainnya.  Lembaga koperasi oleh banyak kalangan, diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tata kehidupan bangsa Indonesia yang didalamnya terkandung muatan menolong diri sendiri, kerjasama untuk kepentingan bersama (gotong royong), dan beberapa esensi moral lainnya.

Setidaknya terdapat tiga tingkat bentuk eksistensi koperasi bagi masyarakat (PSP-IPB, 1999): 
Pertamakoperasi dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu, dan kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat. Kegiatan usaha dimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan keuangan atau perkreditan, atau kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Pada tingkatan ini biasanya koperasi penyediakan pelayanan kegiatan usaha yang tidak diberikan oleh lembaga usaha lain atau lembaga usaha lain tidak dapat melaksanakannya akibat adanya hambatan peraturan. 
Peran koperasi ini juga terjadi jika pelanggan memang tidak memiliki aksesibilitas pada pelayanan dari bentuk lembaga lain. Hal ini dapat dilihat pada peran beberapa Koperasi Kredit dalam menyediaan dana yang relatif mudah bagi anggotanya dibandingkan dengan prosedur yang harus ditempuh untuk memperoleh dana dari bank. Juga dapat dilihat pada beberapa daerah yang dimana aspek geografis menjadi kendala bagi masyarakat untuk menikmati pelayanan dari lembaga selain koperasi yang berada di wilayahnya.
Keduakoperasi telah menjadi alternatif bagi lembaga usaha lain. Pada kondisi ini masyarakat telah merasakan bahwa manfaat dan peran koperasi lebih baik dibandingkan dengan lembaga lain. Keterlibatan anggota (atau juga bukan anggota) dengan koperasi adalah karena pertimbangan rasional yang melihat koperasi mampu memberikan pelayanan yang lebih baik. Koperasi yang telah berada pada kondisi ini dinilai berada pada ‘tingkat’ yang lebih tinggi dilihat dari perannya bagi masyarakat. Beberapa KUD untuk beberapa kegiatan usaha tertentu diidentifikasikan mampu memberi manfaat dan peran yang memang lebih baik dibandingkan dengan lembaga usaha lain, demikian pula dengan Koperasi Kredit. 
Ketigakoperasi menjadi organisasi yang dimiliki oleh anggotanya. Rasa memilki ini dinilai telah menjadi faktor utama yang menyebabkan koperasi mampu bertahan pada berbagai kondisi sulit, yaitu dengan mengandalkan loyalitas anggota dan kesediaan anggota untuk bersama-sama koperasi menghadapi kesulitan tersebut. Sebagai ilustrasi, saat kondisi perbankan menjadi tidak menentu dengan tingkat bunga yang sangat tinggi, loyalitas anggota Kopdit membuat anggota tersebut tidak memindahkan dana yang ada di koperasi ke bank. Pertimbangannya adalah bahwa keterkaitan dengan Kopdit telah berjalan lama, telah diketahui kemampuannya melayani, merupakan organisasi ‘milik’ anggota, dan ketidak-pastian dari dayatarik bunga bank. Berdasarkan ketiga kondisi diatas, maka wujud peran yang diharapkan sebenarnya adalah agar koperasi dapat menjadi organisasi milik anggota sekaligus mampu menjadi alternatif yang lebih baik dibandingkan dengan lembaga lain. 
Jadi jelas terlihat bahwa Koperasi Indonesia masih sangat penting walaupun harus menghadapi era globalisasi dimana semakin banyak pesaing ekonomi yang bermunculan dari luar negeri dan walaupun seperti itu. Koperasi masih sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, selalu berusaha mensejahterakan rakyat Indonesia.
 Keberhasilan usaha koperasi di Indonesia biasanya bergantung pada dua hal yaitu :
1)      Program pemerintah karena koperasi sering dijadikan “kepanjangan” tangan pemerintah dalam mengatur sendi perekonomian.
2)      Keinginan pemenuhan kebutuhan anggota; jadi koperasi-koperasi seringkali dipakai sebagai alat pemenuhan kebutuhan anggota yang biasanya juga berkaitan dengan program yang telah dicanangkan pemerintah.

Untuk menghadapi Era Globalisasi, koperasi di Indonesia memerlukan beberapa hal seperti:
1.       Membagi koperasi menurut beberapa sektor :
a)      Koperasi produsen atau koperasi yang bergerak di bidang produksi
b)      Koperasi konsumen atau koperasi konsumsi, dan
c)       Koperasi kredit dan jasa keuangan 
2.      Koperasi produksi harus merubah strategi kegiatannya dengan mereorganisasi kembali  supaya kompatibel dengan tantangan yang dihadapi. 
3.      Pemahaman pengurus dan anggota akan jati diri koperasi, pengertian koperasi, nilai-nilai koperasi dan prinsip-prinsip gerakan koperasi harus dijadikan point penting karena hal itu yang mendasari segala aktifitas koperasi. Aparatur pemerintah terutama departemen yang membidangi masalah koperasi perlu pula untuk memahami secara utuh dan mendalam mengenai perkoperasian.
4.      Dalam menjalankan usahanya, pengurus koperasi harus mampu mengidentifikasi kebutuhan kolektif anggotanya dan memenuhi kebutuhan tersebut. Proses untuk menemukan kebutuhan kolektif anggota sifatnya kondisional dan lokal spesifik. Dengan mempertimbangkan aspirasi anggota-anggotanya, sangat dimungkinkan kebutuhan kolektif setiap koperasi berbeda-beda.
5.       Kesungguhan kerja pengurus dan karyawan dalam mengelola koperasi. Disamping kerja keras, figur pengurus koperasi hendaknya dipilih orang yang amanah, jujur serta transparan.
6.      Kegiatan koperasi bersinergi dengan aktifitas usaha anggotanya.
7.       Adanya efektifitas biaya transaksi antara koperasi dengan anggotanya sehingga biaya tersebut lebih kecil jika dibandingkan biaya transaksi yang dibebankan oleh lembaga non-koperasi.

            Dengan demikian, koperasi setidaknya mampu menghadapi era globalisasi saat ini, bukan malah terseret arus globalisasi yang berdampak koperasi akan tenggelam.




Sumber :
http://olga260991.wordpress.com/2010/10/27/bagaimana-koperasi-indonesia-menghadapi-persaingan-global-globalisasi-ekonomi/
http://www.majalah-koperasi.com/gerakan-koperasi-dalam-menghadapi-krisis-global 

PROGRAM COPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dunia usaha berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangan pula faktor lingkungan hidup. Kini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), melainkan sudah meliputi aspek keuangan, aspek sosial, dan aspek lingkungan biasa disebut triple bottom line. Sinergi dari tiga elemen ini merupakan kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

          Seiring dengan pesatnya perkembangan sektor dunia usaha sebagai akibat liberalisasi ekonomi, berbagai kalangan swasta, organisasi masyarakat, dan dunia pendidikan berupaya merumuskan dan mempromosikan tanggung jawab sosial sektor usaha dalam hubungannya dengan masyarakat dan lingkungan.

          Namun saat ini – saat perubahan sedang melanda dunia – kalangan usaha juga tengah dihimpit oleh berbagai tekanan, mulai dari kepentingan untuk meningkatkan daya saing, tuntutan untuk menerapkan corporate governance, hingga masalah kepentinganstakeholder yang makin meningkat. Oleh karena itu, dunia usaha perlu mencari pola-pola kemitraan (partnership) dengan seluruh stakeholder agar dapat berperan dalam pembangunan, sekaligus meningkatkan kinerjanya agar tetap dapat bertahan dan bahkan berkembang menjadi perusa haan yang mampu bersaing.

          Upaya tersebut secara umum dapat disebut sebagai corporate social responsibility atau corporate citizenship dan dimaksudkan untuk mendorong dunia usaha lebih etis dalam menjalankan aktivitasnya agar tidak berpengaruh atau berdampak buruk pada masyarakat dan lingkungan hidupnya, sehingga pada akhirnya dunia usaha akan dapat bertahan secara berkelanjutan untuk memperoleh manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

          Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal 1970an, yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan; serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Corporate Social Responsibility (CSR) tidak hanya merupakan kegiatan karikatif perusahaan dan tidak terbatas hanya pada pemenuhan aturan hukum semata.


Implementasi konsep sustainable development dalam Program CSR

          Masih banyak perusahaan tidak mau menjalankan program-program CSR karena melihat hal tersebut hanya sebagai pengeluaran biaya (cost center). CSR memang tidak memberikan hasil secara keuangan dalam jangka pendek. Namun CSR akan memberikan hasil baik langsung maupun tidak langsung pada keuangan perusahaan di masa mendatang. Dengan demikian apabila perusahaan melakukan program-program CSRdiharapkan keberlanjutan perusahaan akan terjamin dengan baik. Oleh karena itu, program-program CSR lebih tepat apabila digolongkan sebagai investasi dan harus menjadi strategi bisnis dari suatu perusahaan.
          Dengan masuknya program CSR sebagai bagian dari strategi bisnis, maka akan dengan mudah bagi unit-unit usaha yang berada dalam suatu perusahaan untuk mengimplementasi kan rencana kegiatan dari program CSR yang dirancangnya. Dilihat dari sisi pertanggung jawaban keuangan atas setiap investasi yang dikeluarkan dari programCSR menjadi lebih jelas dan tegas, sehingga pada akhirnya keberlanjutan yang diharapkan akan dapat terimplementasi berdasarkan harapan semua stakeholder.


Mengapa Program CSR harus Sustainable.

          Pada saat ini telah banyak perusahaan di Indonesia, khususnya perusahaan besar yang telah melakukan berbagai bentuk kegiatan CSR, apakah itu dalam bentuk community development, charity, atau kegiatan-kegiatan philanthropy. Timbul pertanyaan apakah yang menjadi perbandingan/perbedaan antara program community development, philanthropy, dan CSR  dan mana yang dapat menunjang berkelanjutan (sustainable). Tidak mudah memang untuk memberikan jawaban yang tegas terhadap pertanyaan diatas, namun penulis beranggapan bahwa “CSR is the ultimate level towards sustainability of development”. Umumnya kegiatan-kegiatan community development, charity maupunphilanthropy yang saat ini mulai berkembang di bumi. Indonesia masih merupakan kegiatan yang bersifat pengabdian kepada masyarakat ataupun lingkungan yang berada tidak jauh dari lokasi tempat dunia usaha melakukan kegiatannya. Dan sering kali kegiatannya belum dikaitkan dengan tiga elemen yang menjadi kunci dari pembangunan berkelanjutan tersebut. Namun hal ini adalah langkah awal positif yang perlu dikembangkan dan diperluas hingga benar-benar dapat dijadikan kegiatan Corporate Social Responsibility yang benar-benar sustainable.
          Selain itu program CSR baru dapat menjadi berkelanjutan apabila, program yang dibuat oleh suatu perusahaan benar-benar merupakan komitmen bersama dari segenap unsur yang ada di dalam perusahaan itu sendiri. Tentunya tanpa adanya komitmen dan dukungan dengan penuh antusias dari karyawan akan menjadikan program-program tersebut bagaikan program penebusan dosa dari pemegang saham belaka. Dengan melibatkan karyawan secara intensif, maka nilai dari program-program tersebut akan memberikan arti tersendiri yang sangat besar bagi perusahaan.

          Melakukan program CSR yang berkelanjutan akan memberikan dampak positif dan manfaat yang lebih besar baik kepada perusahaan itu sendiri maupun para stakeholderyang terkait. Sebagai contoh nyata dari program CSR yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan semangat keberlanjutan antara lain, yaitu: pengembangan bioenergi, melalui kegiatan penciptaan Desa Mandiri Energi yang merupakan cikal bakal dari pembentukan eco-village di masa mendatang bagi Indonesia.

          Program CSR yang berkelanjutan diharapkan akan dapat membentuk atau menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri. Setiap kegiatan tersebut akan melibatkan semangat sinergi dari semua pihak secara terus menerus membangun dan menciptakan kesejahteraan dan pada akhirnya akan tercipta kemandirian dari masyarakat yang terlibat dalam program tersebut.

          Program CSR tidak selalu merupakan promosi perusahaan yang terselubung, bila ada iklan atau kegiatan PR mengenai program CSR yang dilakukan satu perusahaan, itu merupakan himbauan kepada dunia usaha secara umum bahwa kegiatan tersebut merupakan keharusan/tanggung jawab bagi setiap pengusaha. Sehingga dapat memberikan pancingan kepada pengusaha lain untuk dapat berbuat hal yang sama bagi kepentingan masyarakat luas, agar pembangunan berkelanjutan dapat terealisasi dengan baik. Karena untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera dan mandiri semua dunia usaha harus secara bersama mendukung kegiatan yang terkait hal tersebut. Dimana pada akhirnya dunia usaha pun akan menikmati keberlanjutan dan kelangsungan usahanya dengan baik.


Manfaat dari program CSR bagi perusahaan di Indonesia

          Memang pada saat ini di Indonesia, praktek CSR belum menjadi suatu keharusan yang umum, namun dalam abad informasi dan teknologi serta adanya desakan globalisasi, maka tuntutan terhadap perusahaan untuk menjalankan CSR akan semakin besar. Tidak menutup kemungkinan bahwa CSR menjadi kewajiban baru standar bisnis yang harus dipenuhi seperti layaknya standar ISO. Dan diperkirakan pada akhir tahun 2008 mendatang akan diluncurkan ISO 26000 on Social Responsibility, sehingga tuntutan dunia usaha menjadi semakin jelas akan pentingnya program CSR dijalankan oleh perusahaan apabila menginginkan keberlanjutan dari perusahaan tersebut.

          CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan untuk menjaga atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas) atau citra perusahaan.     Kedua hal tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh para pesaing.     Di lain pihak, adanya pertumbuhan keinginan dari konsumen untuk membeli produk berdasarkan kriteria-kriteria berbasis nilai-nilai dan etika akan merubah perilaku konsumen di masa mendatang. Implementasi kebijakan CSR adalah suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Dengan demikian akan tercipta satu ekosistem yang menguntungkan semua pihak (true win win situation) – konsumen mendapatkan produk unggul yang ramah lingkungan, produsen pun mendapatkan profit yang sesuai yang pada akhirnya akan dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak langsung.
          Sekali lagi untuk mencapai keberhasilan dalam melakukan program CSR, diperlukannya komitmen yang kuat, partisipasi aktif, serta ketulusan dari semua pihak yang peduli terhadap program-program CSR. Program CSR menjadi begitu penting karena kewajiban manusia untuk bertanggung jawab atas keutuhan kondisi-kondisi kehidupan umat manusia di masa datang.


Analisis

           Perusahaaan perlu bertanggung jawab bahwa di masa mendatang tetap ada manusia di muka bumi ini, sehingga dunia tetap harus menjadi manusiawi, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan kini dan di hari esok.



(copyright@timotheus_lesmana)

BERWIRAUSAHA

BISNIS DIGITAL PRINTING PRODUK RUMAH TANGGA

          Digital printing merupakan teknologi cetak yang aplikasinya semakin berkembang. Umumnya digital printing digunakan untuk membuat produk percetakan seperti banner, neon box, hingga poster. Kemudian berkembang pada produk yang lebih fungsional, antara lain produk kebutuhan rumah tangga seperti cermin, keramik lantai, hingga produk peranti saji makan dan minum. Dengan aplikasi digital printing, membuat produk memiliki motif yang lebih menarik dan tahan lama, sehingga bisa meningkatkan nilai jual.
1.  Latar Belakang
Kebutuhan rumah selalu diminati, apalagi bila produk rumah tangga tersebut menghadirkan suatu yang baru. Antara lain yang saat ini banyak diminati adalah pernak pernik perlengkapan makan baik berbahan keramik maupun berbahan kaca. Selain berfungsi sebagai tempat makan dan minum, produk kebutuhan rumah tangga khususnya berupa peranti saji tersebut juga bisa difungsikan sebagai media promosi karena bisa diberi aplikasi motif berupa logo perusahaan atau motif produk untuk kebutuhan promosi. Kebutuhan rumah tangga terutama peranti saji dengan teknik digital printing ini biasanya juga mengalami peningkatan pesanan saat pergantian tahun ajaran baru, atau musim sekolah, menjelang natal dan tahun baru atau hari-hari besar lainnya. Hal ini karena produk tersebut juga bisa digunakan sebagai gift atau dapat dikemas dalam parsel.
Produk perlengkapan rumah tangga berupa cangkir, mug, gelas, piring dengan aplikasi digital printing memiliki kelebihan karena harga jualnya akan meningkat mengingat tampilannya yang terkesan eksklusif dan menarik, dengan motif-motif sesuai desain yang diinginkan pemesan. Karena itu prospek usaha digital printing yang digunakan pada berbagai produk kebutuhan rumah tangga masih berpeluang besar untuk dikembangkan, mengingat pembuatan motif pada produk dengan teknik digital printing sangat singkat waktunya sehingga operasional usaha lebih efisien.


Kelebihan lain dari produk kebutuhan rumah tangga khususnya peranti saji digital printing ini adalah bisa dibuat dengan desain sesuai keinginan pemesan (customized). Sehingga banyak kalangan sangat berminat, mulai dari sekolah, lembaga pemerintahan, perkantoran hingga restoran dan hotel sekalipun. Apalagi ditambah dengan penawaran desain logo perusahaan ataupun lainnya.
Pemesanan produk customized dapat dilakukan secara langsung atau melalui telepon dan internet. Untuk pemesanan biasanya ditetapkan syarat pembayaran DP atau uang muka terlebih dahulu sebesar 50% dari total biaya, selanjutnya diselesaikan pada saat barang akan dikirim. Untuk pemesanan yang membutuhkan jasa pengiriman, biaya ongkos kirim seluruhnya ditanggung konsumen.

2.  Peralatan
Untuk membuat produk peranti saji digital printing tidak perlu keterampilan khusus, karena mesin digital printing bisa dipelajari secara otodidak. Peralatannya juga sangat sederhana karena hanya menggunakan desain yang diproses lewat komputer yang memiliki aplikasi dengan spesifikasi minimum Pentium 4 dalam aplikasi photoshop, printer modifikasi dan mesin hot press mug and plate yang harganya tidak lebih dari Rp 5 juta.
Yang terpenting diperhatikan sebenarnya bukan pada peralatan, namun pelaku harus bisa menargetkan berapa jumlah produksi dan jumlah yang harus terjual. “Pertimbangkan biaya produksi dalam menentukan harga jual produk. Ingat jangan terlalu mahal masang harga sebab aliran kas akan lebih lambat jika anda menjual produk terlalu mahal. Kalaupun ingin menawarkan harga yang lebih tinggi usahakan produk yang dibuat berkualitas lebih bagus.




3.  Kualitas
Produk digital printing harus memperhatikan kualitas produk sehingga bisa diminati konsumen. Untuk menghasilkan kualitas yang baik, pelaku usaha harus harus menggunakan bahan baku mug yang membuat motif cetakan lebih tahan lama pada permukaan mug.
Tak hanya itu, memberikan layanan lebih pada konsumen juga harus dilakukan. Seperti Taslim Khoto yang bisa menerima desain motif pesanan konsumen dalam ukuran apapun hingga full memenuhi seluruh permukaan produk, dengan jumlah warna yang tidak terbatas. Namun untuk penambahan warna lebih dari 4 dan pemilihan warna-warna gradasi seperti pink (merah muda), emas, dan silver dikenakan tambahan biaya aplikasi Rp 1000-2000 per produk.
Untuk menghindari kekecewaan pemesan, sebaiknya pelaku usaha membuat berbagai sampel terlebih dahulu, apalagi untuk produk yang mengandalkan desain dari pemesan, biasanya pemesan menginginkan detail desain yang lebih tinggi.

4.  Strategi Pemasaran
Bagi pelaku usaha digital printing produk kebutuhan rumah tangga ini, cara pemasaran yang paling efektif adalah dengan membuat web on line, membuat catalog brosur yang disebar di sekitar perumahan, menawarkan produk di acara arisan dan tempat pengajian. Bisa pula memasarkan melalui pameran atau bazaar yang berkaitan dengan produk kebutuhan rumah tangga. Selain itu menjalin kerja sama dengan berbagai pihak seperti pihak restoran atau hotel, dan melakukan system konsinyasi dengan galeri-galeri produk kreatif atau took kebutuhan rumah tangga.
Pelaku usaha local tak perlu khawatir jika harys bersaing dengan produk impor, sebab pelaku usaha lokal bisa menawarkan produk customized. Apalagi banyak orang yang ingin memiliki produk yang berbeda desainnya. Salah satu hal penting yang peril diperhatikan adalah segmentasi pemasaran produk. Pasar yang dituju terutama adalah konsumen yang memesan produk untuk kepentingan promise atau souvenir, sehingga sebaiknya seluruh pengerjaan mulai dari proses desain hingga finishing dilakukan dengan ketelitian dan desain yang baik sesuai dengan kesepakatan pemesanan.
Berkembangnya teknologi khususnya mesin pencetak digital printing, juga sangat membantu perkembangan bisnis ini untuk menciptakan produk-produk kreatif dengan desain yang aktratif. “Dengan teknologi printing dan mesin pencetak yang semakin baik, aneka desain dengan variasi warna dapat dengan mudah dibuat dan direalisasikan”.
Walaupun persaingan sesame pengusaha local sejenis relative tinggi, sebenarnya hal yang menjadi kunci sukses bukanlah strategi pemasaran dalam menekan harga jual produk serendah mungkin agar dapat bersaing di pasar lokal. Akan tetapi kreasi dan desain dengan cirri khas tersendiri dapat dijadikan acuan dan merupakan kelebihan dari masing-masing produsen. Selain itu, penawaran juga dapat didorong dengan promo dan bonus menarik seperti pemberian diskon pada waktu-waktu special seperti saat pemesanan dalam jumlah banyak, dan program lain.
Melihat masih besarnya peluang bisnis digital printing pada penggunaan produk-produk kebutuhan rumah tangga terutama peranti makan yang selalu dibutuhkan.

5.  Perhitungan Usaha Digital Printing Produk Rumah Tangga
Uraian perhitungan usaha Digital Printing adalah sebagai berikut :
Ø  Modal Awal Usaha                                   Rp 7.000.000
Ø  Peralatan
Printer modifikasi                              Rp 3.000.000
Mesin hot press mug and plate            Rp 4.000.000
Ø  Bahan Baku                                          Rp 2.440.000
Perlengkapan makan pecah belah          Rp 2.000.000
(200 buah @ Rp 10.000/buah)
Kertas Film                                        Rp 300.000
(10 pak @ Rp 30.000/ pak isi 20 lembar)
Tinta Sublim                                      Rp 40.000
(1 set @ Rp 40.000/ set isi 6 warna berat 100 ml/botol)
Coating                                              Rp 100.000
(1 liter @ Rp 100.000/ liter untuk 200 kali coating)
Ø  Bahan Operasional                                   Rp 500.000
Listrik, Internet                                Rp 500.000

Catatan :
Dari perhitungan di atas, modal awal yang dibutuhkan untuk membuat produk rumah tangga dengan aplikasi digital printing sebesar Rp 9.940.000. Diasumsikan total kapasitas produksi per bulan adalah 200 buah mug/piring seharga Rp 20 ribu per buah. Dengan dikerjakan sendiri, pengeluaran biaya tenaga kerja dapat ditekan. Sehingga dapat diproyeksikan sebagai berikut :
Omset/Pendapatan Bulan Pertama                 Rp 4.000.000
Penjualan mug/piring digital printing             Rp 4.000.000
(200 buah x Rp 20.000)
Total Pengeluaran                                   Rp 2.940.000
(Biaya bahan baku + Biaya Operational)
(Rp 2.440.000 + Rp 500.000)
Keuntungan Bersih (40%)                           Rp 1.060.000
(Penjualan mug/piring digital printing – total pengeluaran)
(Rp 4.000.000 – Rp 2.940.000)

Return on investment (balik modal) setelah 9 bulan





MANUSIA DAN KEGELISAHAN

A.    Pengertian Kegelisahan

Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenang hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.

B.     Sebab-Sebab Orang Gelisah

Apabila kita kaji, sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.

C.    Usaha-Usaha Mengatasi Kegelisahan

Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi. Untuk mengatasi kegelisahan yang paling ampuh kita memasrahkan diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepada-Nya. Kita harus percaya bahwa Tuhanlah Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Pengampun.

D.    Keterasingan

Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata ini berasal dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang. Sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.

E.     Kesepian

Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lenggang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia. Lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya. Kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan dapat disebabkan sikap buruk seperti sombong, angkuh, keras kepala, yang membuat manusia diasingkan oleh kehidupan sosialnya.

F.     Ketidak Pastian

Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua dapat disebabkan karena pola pikir yang kurang bisa terfokus (konsentrasi). Sebagai permisalan ketidak pastian adalah tentang kelulusan yang terkadang dapat menyebabkan kegelisahan. Lulus dan tidak lulus bisa jadi faktor yang menentukan status atau karir seseorang dalam hidupnya. Ketidak pastian dalam memprioritaskan kelulusan suatu jenjang pendidikan dapat merugikan ataupun membuat karir terancam.

G.    Sebab-Sebab Terjadi Ketidak Pastian

Orang yang tidak bisa berpikir secara teratur, kurang bisa mengambil kesimpulan. Bila ini terjadi, dalam berpikir manusia selalu menerima rangsang-rangsang lain, sehingga kadang membuat jalan pikiran semakin menjadi kacau oleh hal tersebut. Penyebab bisa berupa tanda-tanda obsesi, phobia, delusi, kehilangan pengertian dan lain sebagainya.

Beberapa sebab orang tidak dapat berpikir dengan pasti ialah :
1.      Obsesi, merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus. Biasanya tentang hal-hal yang kurang menyenangkan.
2.      Phobia, ialah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.
3.      Kompulasi, ialah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tidak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.
4.      Histeria, ialah neurosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri atau sugesti dari sikap orang lain.
5.      Delusi, menunjukkan pikiran yang mengalami kekacauan, yang disebakan oleh suatu keyakinan palsu, diluar akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengang pengalaman.
6.      Halusinasi, ialah khayalan yang terjadi tanpa rangsangan panca indera maupun dengan sugesti, seperti obat bius atau minuman yang memabukkan.

Kesimpulan

Kegelisahan itu dapat terjadi dimana-mana dan pada siapa saja. jadi tinggal bagaimana cara kita menyikapi kegelisahan tersebut supaya kita tidak terlalu panik dan heboh.